White Rose Episode 2
Hai beeb, hai-hai good morning, nggak kerasa udah hari sabtu lagi nih, artinya aku bakalan update cerpen punya bestie aku di sini hihi. Oya, buat kamu yang baru pertama kali mampir ke Kembanggularoom, yuk kenalan dulu? Nama aku Demia selaku author di sini beb, semoga betah yaaa main di blog aku ini.
Buat kamu yang ngikutin postingan aku sebelumnya, di sini aku bakalan post cerpen karya bestie aku yang masih belajar jadi penulis, buat yang belum sempet baca episode 1, yuk mampir dulu WHITE ROSE Episode 1. Kalo punya kritik dan saran boleh banget looh di kolom comment, nanti aku sampaikan ke bestie aku.
Segitu dulu untuk White Rose Episode 2 ya beb, oya temenku nggak punya basic menulis cerpen maupun cerpen, dalam tulisan ini pastinya terdapat beberapa kekurangan. Kalo ada yang mau di koreksi, saran dan kritiknya sangat diharapkan looh hihihi.
Kalo ada info webinar menulis juga boleh banget info di kolom komentar beb, biar nanti aku sampaikan ke temenku hihi.
Hai beeb, hai-hai good morning, nggak kerasa udah hari sabtu lagi nih, artinya aku bakalan update cerpen punya bestie aku di sini hihi. Oya, buat kamu yang baru pertama kali mampir ke Kembanggularoom, yuk kenalan dulu? Nama aku Demia selaku author di sini beb, semoga betah yaaa main di blog aku ini.
Buat kamu yang ngikutin postingan aku sebelumnya, di sini aku bakalan post cerpen karya bestie aku yang masih belajar jadi penulis, buat yang belum sempet baca episode 1, yuk mampir dulu WHITE ROSE Episode 1. Kalo punya kritik dan saran boleh banget looh di kolom comment, nanti aku sampaikan ke bestie aku.
WHITE ROSE EPISODE 2 by Astrianti Nuraidan
Dua puluh lima tahun sebelumnya.
Di sebuah Villa terpencil yang terletak jauh dari kota-kota besar serta jauh dari hiruk pikuk kehidupan, ada Seorang bocah berumur empat tahun baru saja tiba dengan ditemani seorang Bibi tukang kebun yang sedang bekerja diVilla tersebut.
Ia langsung berlari memasuki salah satu kamar terbesar diVilla tersebut dengan senyum menggembang menghiasi wajah dan juga setangkai bunga mawar putih ditelapak kecil tangannya. Ia sangat tak sabar ingin memperlihatkan bunga mawar yang berada ditangannya itu telah berbunga sangat indah. Akan tetapi ketika sang bocah sampai, ia melihat keanehan pada orang-orang yang disayanginya.
“Ibu kenapa dada ibu memerah? Ayo bangun dan lihatlah Rose memetik bunga yang baru saja mekar” ucap Bocah yang memiliki nama Rose, sambil menggerakkan tangan ibu nya yang tak akan pernah bisa menjawab untuk selamanya.
“a a ayah kenapa ibu nyenyak sekali tidurnya bantu Rose bangunkan ibu, Rose ingin ibu melihat bunga mawar yang baru saja mekar ayah” Rose beralih menggoyangkan tubuh sebelah kanannya karna tak berhasil membanggunkan tubuh yang satunya.
Dor . . . tiba-tiba terdengar suara yang memekakkan telinga yang berasal dari luar pintu kamar dan dibarengi dengan kerasnya suara jatuh tubuh si tukang kebun yang tadi menggantarkan Rose.
“Sudah kubilang kita harus cepat-cepat keluar sebelum ada seseorang lagi yang memasuki Villa ini!” Ucap seorang Pria bertubuh besar dengan mengunakan topeng hitam yang tetap waspada memegang alat yang baru saja ia gunakan untuk membunuh.
“Shitt... diamlah kau mengganggu ku, apalagi dengan kau menembakkan benda itu lagi, tidakkah kau melihat aku sedang mencari dokumen yang di butuhkan olehnya?” Jawab Pria lain yang masih saja sibuk mengobrak-abrik sebuah ruangan yang bisa dibilang dulunya ruangan tersebut adalah ruang bekerja sang pemilik Villa.
“Cepatlah!!! tidakah kau merindukan anakmu yang sebentar lagi akan meregang nyawa” starkas Pria bertubuh besar tersebut.
“Aku tau itu! Kau tak perlu mengingatkan ku berkali-kali, cukup dengan aku membawa dokumen-dokumen ini, maka anakku akan langsung menerima donor jantung yang diperlukannya, dan bisakah kau lebih tenang kau sudah menembakan benda itu tiga kali” jawab panik Pria lainnya yang kembali sibuk mencari dokumen sangat diinginkan seseorang jauh disana.
“Kau tau hari ini aku ada kencan dengan salah satu dari sepuluh wanita tercantik dan terseksi di kota sana, aku dikejar waktu banyak yang menginginkannya juga, terburu-buru membuatku menjadi sedikit berlebihan, dan bisakah kau percepat pencarian apa yang diperlukan si tuan sempurna itu” Si Pria bertubuh besar menjawab sambil melirik jam tangan perak dengan goresan aneh pada kacanya.
“Cih,, ingat,, walaupun sedikit saja,, tidakkah kau merasa kasihan pada istri dan juga anakmu, setidaknya luangkanlah waktumu walaupun sedikit saja untuk bermain bersama anakmu, walau bagaimana pun dia adalah darah dagingmu sendiri” Ia menekankan kata istri, anak dan juga darah dagingmu untuk menginggatkan sang teman yang sangatlah brengsek tersebut.
“Ah dapat!! sepertinya ini dokumen yang diinginkan bos besar” si Pria bersorak dengan mengangkat map-map hitam ditangannya.
“Aku tak peduli padanya maupun pada anak itu kau tau kan alasan aku memiliki mereka, sudah kukatakan kita urus urusan kita masing-masing dan berikan itu pada ku, ayo cepatlah kita pergi kau benar-benar membuang waktu ku” Pria bertubuh besar malas membahas hal yang selalu mereka perbedatkan, lalu ia pergi terlebih dahulu setelah menarik paksa map-map tersebut.
“Kau benar-benar manusia brengsek yang pernah ku kenal, baik pergilah! Aku akan hilangkan jejak-jejak kita dengan memalsukan seluruh kejadian ini menjadi perampokan biasa, lihat lah kau benar-benar terlalu antusias dalam menjalankan tugas ini” SiPria satunya kesal berteriak.
“Terimakasih atas pujiannya,, dan terserah padamu yang paling penting dokumen ini sudah aman terkendali di tangan kita” Ucap Pria bertubuh besar tersebut Dengan nada bangga terselip dalam ucapannya yang tak kalah berteriak sebelum benar-benar pergi meninggalkan kawannya yang akan membersihkan kekacauan yang telah ia buat.
Didi pratiya adalah nama dari seseorang yang sedang berusaha membersihkan kekacauan yang tadi diperbuat Pria bertubuh besar. Ia menghela nafas sebentar, ia benar-benar lelah memberi masukan pada temannya yang sangat brengsek tersebut. setelah mendengar suara mobil berlalu, ia langsung saja memasukan barang-barang berharga yang terletak disekitar dokumen-dokumen tersebut secara acak dan tak lupa menghapus sidik jari tangannya.
Ketika ia selesai dengan semua kekacauan tersebut, Didi melepaskan topeng yang ia gunakan sebelumnya. Tak lupa ia kembali menghampiri dua tubuh dari korban keantusiasan temannya .
“Maafan aku Bram, Delia, kalian tau benar bagaimana keadaan anak ku dan juga karirku jika aku tidak membawa dokumen-dokumen itu pada mereka, aku sudah putus asa memberitahu kalian, kalau saja dulu kalian menurut padaku kalian berdua tak akan menjadi seperti ini” ucap Didi penuh penyesalan.
Tak lama setelah Didi mengucapkan salam perpisahan dan juga penyesalannya. ketika ia hendak akan meninggalkan villa tersebut setelah menggecek ulang seluruh ruangan dari jejak mereka yang mungkin masih tertinggal
“Ihik…… ihik……” tiba- tiba terdengar suara yang datang dari sudut meja yang tak terlalu ia perhatikan tadi.
Suara itu mirip seperti suara tanggis seorang anak. Dan benar saja Didi benar-benar kaget mendengar di ruangan ini ada seorang anak kecil yang sedang menangis, tapi ia pun berusaha mengguasai dirinya kembali dan menghampiri sang anak tersebut untuk mengetahui sebanyak apa yang bisa dipahaminya.
“Hai gadis kecil, sedang apa kau disitu dan menangis?” ucap Didi membuat suaranya terdengar seperti suara yang ia gunakan pada gadis kecil miliknya.
“Hik…… ihik……pa.. man.. ibu dan ayah tertidur nyenyak sekali aku takut mendengar suara yang keras tadi dari luar sana” Sambil menunjukan datangnya arah suara.
“Makanya aku bersembunyi disini” menambahkan dengan nada penuh ketakutan has seorang anak empat tahun.
“Bagaimana ini apa yang harus aku perbuat pada anak ini?” Fikir Didi di dalam hati “Harus kah ku bunuh seperti kedua orang tuanya? Mereka tak akan curiga bukan jika semua anggota keluarga terbunuh dalam kasus perampokan? Mengapa tiba-tiba ada seorang gadis kecil seumuran Melati disini! Selama ini Aku tak pernah mengetahui Bram dan Delia mempunyai seorang putri.” Batin Didi yang kini dilema.
“Kau mau ikut paman bertemu dengan Melati?” Spontan Didi panik ketika ia tak sengaja melirik jam di dinding menunjukan jam dua lewat lima menit, yang itu menunjukan waktu dua jam rencana operasi tranplantasi jantung sang buah hati tercinta yang akan segera di laksanakan.
“si .. si….. apa Melati itu paman?” Ucap polos sang bocah menjadi penasaran yang membuatnya teralikan pada kenyataan.
“Melati itu anak paman, dia seumuran dengan putri cantik sepertimu, kau tau dia menunggumu disana dengan sekotak coklat enak dan juga es krim strawberry” Didi menjelaskan cepat mengingat-ingat semua anak pasti akan tergiur dengan apa yang ditawarkannya.
“Tapi bagaimana dengan ayah dan ibu? Aku selalu diharuskan meminta izin terlebih dahulu” ucap bocah polos itu benar-benar tergoda dengan apa yang ditawarkan Didi.
“Ayah dan ibumu tadi tertidur karena terlalu lelah, paman tadi diberi tahu apakah putri cantik ini ingin bermain bersama Melati hari ini” tambah lancar pembohong Didi tanpa menaruh kecurigaan.
“Baiklah paman,, kalau ayah dan ibu sudah mengizinkan” bocah itu pun langsung mempercayai kebohongan Didi.
“Ayo cepat kita pergi sekarang, Melati pasti lelah menunggumu dan juga kau tak mau kan memakan es krim yang sudah mencair?” Didi sangatlah bersyukur pada otak jeniusnya dan kemudian ia merentangkan kedua tangan yang langsung diikuti Rose bermaksud untuk menggendongnya, itu bertujuan untuk mereka mempercepat keberangkatan menjauh secepatnya dari villa ini.
Rose yang masih sangat kecil untuk mengerti keadaan langsung saja mengikuti sang paman yang baru saja ditemuinya tanpa menyadari kebohongan dari Didi, dan ia tak pernah tahu itu merupakan perpisahan ia dengan kedua orang tua kandungnya.
Segitu dulu untuk White Rose Episode 2 ya beb, oya temenku nggak punya basic menulis cerpen maupun cerpen, dalam tulisan ini pastinya terdapat beberapa kekurangan. Kalo ada yang mau di koreksi, saran dan kritiknya sangat diharapkan looh hihihi.
Kalo ada info webinar menulis juga boleh banget info di kolom komentar beb, biar nanti aku sampaikan ke temenku hihi.
You Might Also Like :
Thank You for Reading and See You on My Next Post, XOXO 🍍
Feel free buat kritik dan sarannya yaaa
ReplyDeleteSedih banget ceritanyaa, hiks..
ReplyDeletekasihan Rose anak yang masih kecil harus berpisah dengan Ayah dan Ibu yang sampe dibunug gitu.
Haduduuu...kek nonton sinetron deh.
hihihi udah kaya sinetron FTV ya teh hihihi
Deletewah ini lanjutan cerpen yang kemarin itu yaaa, kalo menurutku karena ini kayanya setting karakternya anak muda harusnya bahasanya dibuat lebih luwes aja jadi jangan terlalu baku gitu sih imho
ReplyDeleteiyaaa, ini lanjutan yang kemaren, terima kasih sarannya yaaa, nanti aku sampaikan ke temenku hihhi
DeleteCeritanya bagus, mungkin saya harus baca di episod sebelumnya dulu biar nyambung. Kalau kekurangannya kayakya soal eyd saja menurutku
ReplyDeletehihihi cuss cobain baca juga yang episode satunya ihihihi
DeleteMaaf..aku bingung..hehe..
ReplyDeleteSiapakah Rose, apakah dia tokoh utama di cerpen sblmnya atau bukan? Ah entahlah..
cuss melipir ke episode satu nya hehehhe
Deletekeknya ini berseri ya..panjang jg ya mbak,...mayan alur ceritanya..cmn tulisannya agak gaul dikit lebih menarik deh
ReplyDeletehihihi terima kasiih, aku coba sampaikan ke temenku hehehhe
DeleteBerarti ini masih lanjutan dengan cerita yang episode pertama, ya? Cuma flashback ke beberapa tahun sebelumnya
ReplyDeleteiya betuuul, ini lanjutan yang episode satu nya hehehe
DeleteWah kak seru juga ya upload tulisan di blog gini, jadi penasaran banget nih akutu sama kelanjutan ceritanya :3
ReplyDeletekita post setiap hari sabtuuu, besok yaa hihihi
DeleteMerinding euy anak sekecil itu uda kudu ngalamin hal semengerikan ini, serem Deeeemmmm!
ReplyDeletehihihihi iyaa niiih :(
DeleteYa ampun sedihnya, tapi Rose memang masih polos banget jadi memang belum tahu pembunuh orang tuanya. Btw gimana kelanjutannya jadi penasaran mbak, apalagi nanti kalau sudah besar dan tahu pembunuh orang tuanya.
ReplyDeletehihihi tungguin hari sabtu besok episode 3 nya yaaa hehehhe
DeleteSaya penasaran dengan endingnya tapi lebih penasaran lagi cerita sebelumnya. Ah, harusnya baca cerita sebelumnya dulu ya
ReplyDeletecuss melipir ke episode 1 nyaaa hihihi
DeleteKalau bersambung mungkin namanya bukan cerpen ya kak, tapi novelet,karena merupakan kumpulan cerita bersambung.
ReplyDeletewaaa terima kasih infonya mbak, cerita selanjutnya aku kasih judul Novelet kalo gitu hehehe
DeleteKasihan bangettt Rosee. Kira2 dia akan dibunuh juga ngga, yaaaa? Hiks
ReplyDeleteheheh tungguin episode selanjutnya yaaa
DeleteSeru juga nih kisahnya. Jadi ingat film Mercury Rising yang kedua ortunya dibunuh, tapi anaknya selamat itu.
ReplyDeleteKlo boleh masukan, semoga di postingan berikutnya typonya udah hilang yaa.. karena di sini typonya banyak sekaleee... Ditunggu lanjutannya yaaaa...
waa terima kasih masukannya mbaaak, nanti aku sampaikan ke temenku hehehe
Deletebiar lebih ngeh, kayaknya saya perlu baca cerita sebelumnya deh. oh iya, kalau untuk kritik dan sarannya sih cuma minta diselipkan gambar/ilustrasi yang mendukung aja di dalam postingan..biar gak terlihat full teks.
ReplyDeleteayuk melipir ke episode sebelumnya hihihi, waa iya nih next mau aku sisipin gambar hehehe
DeleteWaahh, untungnya baru eps 2, bs ke atas dulu liat eps 1 hihihi.
ReplyDeleteKeren kak. Aku selalu ingin bisa nulis cerpen namun belum bisa-bisa. Hihi
hihihi iyaaa baru episode dua nih yang temenku buat hehehe
DeletePolosnya Rose...
ReplyDeleteAku jadi penasaran, bagaimana setelah ie tumbuh besar dan menyadari siapa yang mengasuhnya.
hihihi tungguin episode duanyaa hihih
DeleteUntuk tahap orang yang baru belajar menulis, ini progresnya sudah bagus, Mbak Demia. Pastinya harus terus semangat menulis sambil menikmati proses.
ReplyDeleteNah, bisa sambil dipelajari EYD atau sekarang EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
Misalnya penggunakan DI kapan dipisah dan disambung.
Setiap awal dialog, itu huruf kapital harus besar.
JUga penggunaan kata milik KU,MU, NYA yang harus disambung.
Salam terus semangat menulis untuk temannya, Mbak Demia.
waa terima kasih banyak Mas Bambang, akan saya sampaikan ke temenkuu,
DeleteIni cuma cerita kan ya? Huhu kebayang deh klo kisah nyata pasti Rose trauma banget tuh dan kasian banget masih kecil pula. Aku klo baca kisah yang kaya gini suka nyes sendiri rasanya huhu.
ReplyDeletehihihi iyaa ini cuma cerita hehehe
DeleteDitunggu part 3 nya doonkk... Penasaran nih dg nasib si bocah yang dibawa oleh pembunuh tadi.
ReplyDeletesyudah tayaaang episode 3 nyaaa hehehe
DeleteUdah lama aku ga baca novel atau cerpen pas baca ini jadi inget detective conan, buku cerita kecilku kalo baca seperti terbawa untuk mikir dan menghayati bangeet
ReplyDeletewaa iya ih, jadi kangen detective conan hehehhe
Deleteini sudah terbit episode 3nya gak mba?? penasaran banget dengan ending ceritanya, aku sampe berulang2 baca gak faham ternyata ini episode 2 hehhehe
ReplyDelete