Hai beeb, hai hai good morniing, udah hari Sabtu lagi nih, artinya aku bakalan update Novelet buatan bestie aku.
Novelet ini judulnya WHITE ROSE, dan udah ada Episode 1 , Episode 2 dan Episode 3 -nya juga sebelum postingan ini beb, yang belum mampir boleh looh mampir dulu ke postingan sebelumnya hehehe. Buat kamu yang udah penasaran, yuk kita mulai Episode 4nya.
WHITE ROSE Episode 4 by Astrianti Nuraidan
“Ayolah Bunda, izinkan Yuda pergi sama Sovie mmm…. Bunda… Yuda sudah susah payah mendapatkan janji dengannya. Dia itu primadona sekolah nda..” bujuk Yuda sambil mengeluarkan jurus imut yang tak akan pernah ia lakukan pada orang lain.
“Bi….
bunga pesanan kemarin belum datang?.” Ucap acuh Bunda berbicara pada Bibi pembantu
seolah-olah ia tak mendengar apa yang dikatakan Yuda barusan.
“Kemarin bilangnya mau datang jam sepuluh nyonya” Jawab Bibi sambil menyiapkan alat-alat berkebun.
“Bun…da . . .” Rengek Yuda tak ingin kalah.
“Biarkanlah dia, putraku harus mendapatkan yang terbaik” ucap sangAyah yang baru saja datang.
“Jangan sampai dia hidup seperti aku yang malang ini”Ayah bergumam dengan nada seperti meratapi nasib sendiri.
“Maksud ayah apa?” jawab Yuda langsung teralihkan.
“Kau akan mengerti pada waktunya nak, kau benar-benar anakku kalau kau bisa mendapatkan seseorang yang kau katakanan tadi” penjelasan singkat Ayah sambil ia berlalu pergi.
“Tapiku harap Yuda tak seperti kau”
batin Bunda sambil memikirkan kelakuan tersembunyi sangSuami.
“Yuda berjanji, klo Yuda sudah dewasa nanti
akan seperti Ayah menjadi ketua kepolisian, mempunyai istri yang cantik seperti
Bunda, dan juga akan mempunyai anak yang tampan sepertiku” tiba-tiba Yuda
mengatakan dengan lantang menyadarkan Bunda dari lamunannya.
“Benar.. kau harus mempunyai seorang
anak persis sepertimu agar kau tahu susahnya menjadi orang tua” Jawab Bunda
sambil menggelengkan kepala.
“Selamat pagi, maaf saya terlambat” tiba-tiba
seorang wanita datang sambil membawa bunga di kedua tangannya.
“Kau sudah datang, aku menunggumu dari
tadi” jawab Bunda sambil mengambil bunga-bunga dari kedua tangan wanita tersebut dan menaruhnya di pinggir pot yang sudah Bibi siapkan tadi.
“Kau?” Yuda tiba-tiba.
“Ah... kau anak sma yang tak pandai
menyetir itukan” jawab Mawar melirik sekilas pada seseorang yang berbicara
padanya dengan nada yang datar, ia kemudian melanjutkan pekerjaannya untuk
membawa beberapa bunga yang masih ada di dalam truk mobilnya.
“Kau mengenalnya?” Tanya Bunda.
“Dia yang Yuda tabrak kemarin malam Bun”
ucapnya spontan.
“Kau membawa mobil? tanpa izin? oh tuhan.. kau bahkan menabrak orang? Jelaskan pada Bunda sekarang?” Bunda yang menjadi marah karena pengakuan spontan Yuda.
“I.. I... itu Bunda... kemarin malam….. Yuda
tiba-tiba ditelp Sovie, katanya tugas kelompoknya baru selesai” Jelas yuda
sedikit menjeda kalimatnya untuk menatap raut wajah sangBunda.
“Karena
sudah malam, ia takut pulang sendiri, jadinya minta Yuda jemput, Yuda kan ga tega Bun.. jadi ya.... Yuda jemput pinjam mobil Ayah” menambahkan dengan pandangan yang
tertunduk.
“Bukankah bunda sudah katakan! bunda melarangmu
menggunakan mobil karena kau masih kecil, malam hari pula, kau bahkan belum mempunyai
sim, kau tau ayahmu seorang kepala polisi harusnya kau tahu, dan juga dari
kemarin sudah Bunda bilang, Bunda tidak suka dengan Sovie, dari mana saja ia
malam-malam keluyuran? Apa maksudnya dia memintamu menjemputnya, tidakkah ia
takut berdua malam-malam dengan seorang pria?” cerocos sang Bunda marah tanpa
jeda membuat Yuda tak bisa bersuara lagi.
Sedangkan
disisi lain ada seorang wanita terdiam sejak tadi, yang tak tahu harus bagaimana
untuk meminta pembayaran atas bunga-bunga yang tadi di bawanya.
“Maaf menggangu, apakah saya sudah bisa
meminta pembayaran atas bunga-bunga ini” ucap Mawar setelah sekian lama
akhirnya memberanikan diri.
“Eeh… maafkan Bunda,, kau menunggu lama?,,, emm.. mau kah kau duduklah sebentar?” ucap Bunda.
Sebenarnya Bunda Yuda telah mengenal sang korban yang diketahui bernama Mawar, dikarenakan Mawar adalah penjual bunga langanannya. Mawar yang biasanya akan mengantarkan bunga yang dipesannya, dan juga Mawar bersedia membantu untuk mengajarkan cara menanam beberapa jenis bunga yang sangat sulit.
Mawar
yang tak enak hati akhirnya mengikuti Bunda untuk duduk.
“Aku selaku dari orangtua Yuda ingin memohon maaf sebesar-besarnya, apakah kau terluka? haruskah kita meronsentmu ke rumahsakit takutnya ada luka dalam?” permohonan maaf Bunda dan dibarengi dengan pertanyaan beruntun.
Yuda yang mendengarkan disampingnya hanya
menggauk-angguk membenarkan perkataan sangBunda karena ia pun benar-benar
merasa bersalah.
“Aku baik-baik saja, kemarin aku sudah
memeriksakan diri ke rumah sakit dan hasilnya tak ada luka serius, buktinya aku
sudah bisa mulai bekerja seperti biasa” ucap Mawar dan menjelaskan dengan sedikit
kebohongan agar mereka percaya.
“Bagaimana aku bisa memasuki rumah
sakit seperti kebanyakan orang. statuskukan sebagai anak dari buronan polisi
atau mungkin akupun termasuk seorang buronan karena aku juga terlibat dalam
menyembunyikan seorang buronan secara tidak langsung” dalam hati Mawar.
“Benarkah kau baik-baik saja? Kau
yakin?” Tanya Bunda.
“Ya, saya baik-baik saja” yakin Mawar.
“Mmm..
syukurlah…. Kau tunggu sebentar disini! Bunda akan membawa uang untuk
pembayaran bunga-bunga ini” Ucap Bunda sedikit lega, lalu ia pun masuk mengambil uang meninggalkan Yuda dan Mawar berdua.
“Benarkah kau baik-baik saja? benar kata Bundaku harusnya kita kerumahsakit sekarang, waktu itu pun kau langsung pergi, aku benar-benar ingin bertanggungjawab” ucap Yuda panjang lebar tanpa jeda seperti tadi Bundanya, memang benar kata pepatah 'buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya'.
“Sudahku bilang, aku baik-baik saja”
jawab Mawar menekan kata baik-baik saja karena ia lelah harus menjelaskan berkali-kali.
“Baiklah… mmmm…. oh.. kau penjual bunga?”
Yuda bertanya mengalihkan pembicaran karna takut melihat wajah Mawar berubah
lebih dingin dari biasanya.
“Mmm” Jawab singkat Mawar.
“Apakah kau tau bunga apa yang disukai seorang wanita? Aku nggg… ingin menemui seseorang, dan orang itu benar-benar orang yang sangat penting untuk masa depanku” Yuda bertanya kembali ketika tiba-tiba ia ingat ada janji dengan sovie.
“Kau beri saja ia bunga mawar, apalagi
bunga mawar putih adalah bunga yang melambangkan perasaan yang tulus untuk
seseorang yang kita sayangi dan cintai” Jawab Mawar “dan juga bunga yang melambangkan
perpisahan” Tambah Mawar didalam hati.
“mmm... eh.... Terima... kasih... banyak” Ucap Yuda setelah
terjeda beberapa menit karena sedikit terpesona melihat senyum Mawar walaupun
sebenarnya itu bukanlah sebuah senyuman, Mawar hanya menarik sedikit sudut
bibir atas kanan.
“Maaf Bunda lama” Ucap Bunda yang telah
kembali dengan membawa uang untuk pembayaran bunganya.
“Yuda.. ingat kau menyukai sovie! Kau
tak boleh tergoda dengan yang lain! Kau harus jadi pria yang setia seperti
ayah” Batin Yuda ketika teralihkan ketika diam-diam mengagumi Mawar.
“Terimakasih atas pembeliannya, kalau nyonya
membutuhkan bunga lagi jangan lupa hubungi saya kembali” ucap Mawar.
“Sama-sama, Mawar sudah Bunda katakan!
Pangil saja Bunda” Ucap Bunda kembali mengingatkan.
“Baiklah Ny…. Ah Bunda, baiklah Mawar pamit banyak kiriman yang lainnya” ucap Mawar.
“Hati-hati…” Bunda melambaikan
tangan dengan semangat.
“Bunda kok akrab sih dengan orang tadi” Aneh Yuda.
“Kau tahu, anak itu meningatkan Bunda
pada sahabat Bunda dulu” Ucap Bunda tak terduga.
“Maksud Bunda?” ucap Yuda yang tak mengerti maksud ucapan Bunda.
“Dulu Bunda mempunyai sahabat, Mawar persis
sepertinya dan Bunda sangat menyangginya” Ucap Bunda menjelaskan.
“Kok Yuda gak pernah liat Bun” Kini Yuda menjadi penasaran.
“Mereka… Mereka… menemukannya sudah tak
bernyawa, ia tertembak bersama suaminya disebuah Villa pribadi mereka sepuluh
tahun yang lalu”Jelas bunda sambil menitihkan air matanya.
“Bunda… maaf Yuda ga tahu” Ucap Yuda yang menjadi merasa bersalah karena telah mengingatkan Bunda pada sahabatnya yang telah tiada dan ia pun langsung memeluk Bunda sambil menenangkannya.
“Hiks.. Bunda tak apa,,, hanya saja melihat
Mawar, kerinduan Bunda sedikit terobati hiks…” Jelas Bunda sambil mencoba menenangkan dirinya
sendiri.
Yuda kini mengerti alasan Bunda
yang menjadi tertarik pada Bunga-bunga, yang tak pernah Beliau sukai
sebelumnya. Ternyata selama ini sangBunda hanya ingin mengobati rasa rindunya
pada sahabatnya yang telah lama tiada melalui sosok yang mirip dengan sahabatnya dulu.
Selamat membaca :)
ReplyDeleteIni ceritanya ringan, tapi mengalir, Mbak Demia. Untuk yang baru belajar menulis, ini sudah progres. Masih kurang narasi, tapi bisa dikembangkan lagi. Terus EBI bisa sambil dipelajari sambil nulis.
ReplyDeleteMisalnya kalaua da dialog yang di belakangnya ada keterangan, maka sebelum tanda petik penutup, ada tanda baca yang pas. Ada beberapa tipo, termasuk kurang ketukan.
O, iya, biar lebih ringan, kata Sang Bunda diubah Bunda saja.
Salam terus semangat menulis.
waa terima kasih masukanya Mas Bambang, semoga kedepanya bisa lebih baik lagi hihihi
Deleteasyik juga nih sudah menciptakan novelet hingga kini sudah episode 4, kalau bisa dibukukan saja kak, agar dibaca oleh masyarakat luas
ReplyDeleteAmiiin, hihhi semoga suatu saat nanti bisa dibukukaan, temenku pasti seneng banget nih hihihi
Deletetegang baca dari atas, terus pepaln-pelan baca sampai bawah, dapet banget imaginasi aku, membayangkan obrolan anak sama ibu yang mengalami kejadian tak diinginkan. bagian akhir malah bikin sedih, ketika tahu bundanya yuda sedih karena kehilangan sahabat. aku suka baca cerita model dialog kayak gini, imaginasiku lebih mudah dan lebih meresapi setiap katanya. berasa kayak nonton teater gitu, dapat banget imaginasi aku
ReplyDeletehiihi samaaa, ku juga kalo baca novelet kaya gini suka langsung berimajinasi hihihi
Deleteceritanya bagus, bikin tenang bacanya dan berharap apa yang akan terjadi berikutnya apalagi kadang ada satu cerita yang pas sama ceritaku
ReplyDeleteterima kasih Kak sudah mampir, tetap semangaaat!!! :)
DeleteKalau menurut daku, ada yang kurang dengan tanda baca, misalnya kalimat tanya harusnya diakhiri dengan tanda tanya, kemudian setelah tanda tanya bukan ditutup dengan tanda petik, melainkan langsung tanda petik.
ReplyDeleteWaa terima kasih koreksinyaaa, nanti aku sampaikan ke temenku :)
DeleteBaca ini jadi terinspirasi buat nulis lagi deh beb, emang harus cepet ya biar ga lupa hahha
ReplyDeletecuss beb nulis lagiiii hihihi
DeleteMasih ada tanda baca yg salah penempatan dan kurang, tapi semangat buat temannya yg berproses dalam menulis, smg bisa menciptakan karya yg keren dan bermanfaat bagi pembaca2nya
ReplyDeleteterima kasih Mbak, semoga kedepanya bisa lebih baik lagi :)
DeleteSaya sih bacanya enak aja kak, terus berlatih dan banyakin karya. "Ala bisa karena biasa" Semua dari tidak bisa menjadi bisa karena sudah biasa. Semangat.
ReplyDeleteterima kasiiih, semoga kedepanya bisa lebih baik lagi hihihi
DeleteSeru bacanya kak, aku mau baca dari episode 1 jadinya, tapi iya ada beberapa tanda baca yg salah penempatan
ReplyDeletecuss lansgung meluncur ke episode 1 nya yaa hhehhe
DeleteGa sabar menunggu kelanjutan kisah Mawar ini ya. Waah ternyata bunda si Yuda teman mamanya Mawar ya. Bakalan seru nih kelanjutannya
ReplyDeletehihihi episode 5 nya bakalan up hari sabtu tanggal 22 Agustus hehehe
DeleteCeritanya menarik, bikin penasaran... Mumgkinkah nanti yuda jadi suka sama mawar? Hihihi...
ReplyDeletewaa terima kasiiih, stay tuned episode selanjutnyaa hhihihi
Deletewah.. wah.. baru mampir udah episode 4.. Wajib baca episode sebelumnya nih.. kayaknya seru... hehe
ReplyDeletecuss meluncur dulu ke episode sebelumnya hehehe
DeleteWah, aku harus baca dari eps awalnya dulu nih biar nyambung. Ku kira ini noveletnya bikinan kamu beb. Dari potongan ceritanya di sini menarik banget.
ReplyDeletepunya temenku beb hehhee, cuss langsung meluncur ke postingan sebelumnyaaa
DeleteEpisode 4 seru banget, cus ah langsung intip juga 3 episode sebelumnya. Sudah lama ga baca novel, jadi kangen kepingin buka-buka koleksi buku yg saya punya
ReplyDeletehihihi cus meluncur ke postingan sebelumnyaa hihihi
Deletemenarik juga tulisannya ka
ReplyDeletewaa terima kasih udah mampir yaaa
Deleteakhirnya Yuda jatuh cinta pada Mawar ya?
ReplyDeleteAduh jadi penasaran next episode ^^
hihi tungguin next episodenya ya Ambu ehhehe
DeleteLangsung kepo ingin baca dari episode 1 nya, keren yah nih alur ceritanya.
ReplyDeletecuss teh mampir ke episode sebelumnya ya hehehhe
Deleteceritanya simpel tapi menarik ya, jadi penasaran apakah selanjutnya yang akan terjadi?
ReplyDeletekepoin nanti next episodenya ya beb hihi
Deleteharus sekalian baca episode 1, 2 dan 3 nya juga nih..
ReplyDeletecuss langsung meluncur ke episode sebelumnya hehehe
DeleteMasa lalu selalu membawa kenangan dan bisa jadi habit sifat kita yaa..
ReplyDeletePenasaran sama kelanjutan ceritanya, kaka Demia.
hihihih tungguin next episodenya hehe
DeletePremisnya menarik, Dem. Temannya kalau mau ikutan kelas gratis di tempatku boleh ya. Cuma tempatnya jauh di Punclut hehe
ReplyDeletewaa jauh banget teeh hihihi, setiap hari apa itu teeh hehehe
DeleteMenarik juga, ceritanya bikin penasaran. Bakal jadi berapa episode ini ya...
ReplyDeleteRencananya temenku bakalan bikin jadi 16 episode mbak hihhi, semoga lancar
DeleteMenarik nih ceritanya, tp baca dari eps 1 dulu nih biar nyambung ka hehe, keep fighting buat author nya~ masih ada beberapa tanda baca yg salah hihi 💖
ReplyDelete