Hai beeeb, selamat hari Sabtu, kalo udah dateng hari Sabtu berarti WHITE ROSE Episode 5 bakalan tayang nih hihihi.
Kalo ini adalah postingan pertama yang kamu baca, cuss meluncur juga ke WHITE ROSE Episode 1, Episode 2, Episode 3, dan Episode 4 -nya dulu yess biar nyambung dan lebih ngerti juga jalan ceritanya.
Buat kamu yang belum tau, Novelet ini bukan buatan aku beb, ini Novelet karya pertama bestie aku, pasti akan banyak kekurangan ditulisan maupun ceritanya, kalo ada kritik dan saran bisa langsung disampaikan di kolom comment loh hihihi.
WHITE ROSE EPISODE 5 by Astrianti Nuraidan
“Bunda yang sabar..” Ucap Yuda masih memeluk Bunda kurang
lebih hampir satu jam lamanya.
“ya ..makasih Yud.. Bunda… tak
tahu lagi harus bagaimana Bunda terlalu rindu” Jawab Bunda yang masih mengangis.
“Semirip itu yah Bunb….. sahabat
Bunda sama Mawar?” Tanya Yuda hati-hati.
“Tadinya Bunda fikir mungkin
Bunda berhalusinasi atau mungkin Bunda kembali lagi kemasa lalu Soalnya,,,
soalnya hampir mirip sembilan puluh delapan persen” Jawab Bunda masih tak henti
menangis.
“Kok sembilan puluh delapan
persen, lalu yang Dua Persennya Bun?” Yuda spontan bertanya.
“Tinggi badannya haha…..sahabat
Bunda itu pendek persis kaya kurcaci haha…. ”Bunda tiba-tiba tertawa ditengah
acara tangisannya.
“ih… Bunda jahat,, masa sahabat
sendiri dikatain” Yuda ikut tertawa.
“Habisnya, dia yang pergi sama
suaminya meninggalkan Bunda sendirian. Pas Bunda dapet kabar keberadaannya,
mereka… mereka… meninggalkan Bunda… kali ini selamanya…” Jawab Bunda kembali
menangis hiteris.
“Bunda udah dong, jangan menangis
lagi. Nanti Bunda sakit loh” Ucap Yuda yang khawatir
“Maaf Nyonya… Bunganya jadinya mau ditanam
disebelah mana?” Tanya Bi Eno tiba-tiba bertanya.
“Eh iya bi… Maaf saya jadi bergalau-galau
begini” Ucap serak Bunda menghentikan tangisannya.
Akhirnya pada sisa hari itu
Bunda, Bi Eno dibantu Yuda menanam bunga yang baru Bunda beli pada hari itu.
Ternyata menanam bunga cukup mengasikkan, pantas saja Bunda menjadi lebih bahagia
daripada sebelum mempunyai hobi menanam ini. Bunda juga cerita banyak hal hari
itu salah satunya Bunda menceritakan klo sahabatnya juga dulu sangat suka
sekali kegiatan menanam ini.
Keesokan harinya…..
Meskipun badan Yuda cukup lelah pagi ini, tapi Yuda terbangun
dengan senyum yang ceria. Sebenarnya Yuda merasa bersalah pada bunda karena
telah berbahagia ketika Bundanya sedang berduka, tapi Yuda tak henti membayangkan
bagaimana hari ini akan menjadi hari yang paling bersejarah dalam hidupnya. Yuda
yang biasanya berlela-lela ketika bangun tidur, kini langsung beranjak mandi
lalu dengan tergesa-gesa memakai pakaian istimewa yang telah disiapkannya tadi
malam.
“Baju? sempurna, rambut? ok, parfum? Mmm wangi” Gumam Yuda
menghadap cermin menyempurnakan penampilannya.
Setelah memastikan semua sudah sempurna Yuda pun keluar dari
kamarnya.
“Yud tumben sudah bangun? Sudah rapi pula mau kemana pagi-pagi
begini? Padahal Bunda belum bangunin loh” Ucap Bunda dengan suara yang serak
mungkin efek kejadian kemarin.
“Eh ada Bunda? Yuda kira tadi masih dikamar? Bunda mending istirahat
aja hari ini!” Jawab Yuda kaget.
“Bunda udah mendingan, Bunda udah biasa menyiapkan sarapan pagi
sendiri! Yuda aja yang ga pernah bangun pagi klo belum Bunda bangunin! Yud Bunda
Tanya loh tadi kamu mau kemana?” Omel Bunda.
“Emmm… itu… Bun.. Mau.. mengerjakan tugas kelompok” Jawab Yuda
asal.
“Loh kan sekolahnya baru aja ujian semester kemaren, kok
sekarang sudah dapat tugas lagi?” Aneh Bunda.
“Mungkin biar ga lupa sama pelajaran Bun” Jawab Yuda tambah
ngawur.
“Yahhh… padahalkan hari ini, Bunda mau ditemenin Yuda
seharian! Ayah pergi keluar kota, Bi eno minta pulang kampung hari ini, anaknya
mau sunatan,,,, klo Yuda pergi Bunda sendirian dong dirumah” Keluh Bunda.
“Maaf Bun,, bukannya Yuda ga mau nemenin Bunda, tapi tugasnya
harus hari ini juga Bun… kan Yuda ga enak sama temen yang lain” Jawab Yuda yang
tak ingin rencana yang sebulan ini telah disiapkannya untuk hari ini gagal
total.
“Yah sudah,,, klo memang tugas sekolah, tapi jangan pulang
terlalu malam, Bunda takut ada apa-apa”
Pesan Bunda sedikit engan ditingalkan Yuda sendirian.
“Makasih Bun… Yuda pamit pergi sekarang ya” Akhirnya Yuda pun
pamit pergi.
“Hati-hati” Balas Bunda.
Sebelum pergi ketempat tujuan, Yuda yang mengiat kata-kata
Mawar sang penjual Bunga langanan Bunda, bahwa bunga mawar adalah tanda kasih
sayang dan cinta yang tulus. Akhirnya Yuda memutuskan untuk membeli bunga
tersebut. Yuda pun mengunjungi Toko bunga sederhana diujung jalan dekat rumahnya.
“Ayah yakin rencananya hari ini” Ucap seseorang Penjaga Toko dilihat
dari penampilannya.
“Mmm… aku tak yakin ayah…..ia sangat baik padaku……aku mengerti
ayah” Pelayan itu melanjutkan obrolan pada ponsel yang dipegangnya dengan arah membelakangi
Yuda.
“Permisi bisakah saya pesan rangkaian bunga mawar?” Tanya Yuda
setelah ia yakin Pelayan itu telah selesai dengan obrolan diponselnya.
“Ya ,, tunggu sebentar” Jawab panik Pelayan Toko meletakkan
ponsel dan dengan masih membelakangi Yuda.
Setelah beberapa saat Pelayan tersebut menyiapkan rangkaian
bunga mawar yang dipesan Yuda, Dengan posisi masih membelakangi Yuda.
“Silahkan,, ini buket pesanan anda” Ucap sang Pelayan sambil
memberikan rangkaian bunga mawar yang sangat cantik persis seperti orang yang
membuatnya, dan pemandangan itu membuat Yuda membeku karena terpesona.
“Kau kerja disini?” Setelah beberapa saat, Yuda mulai menguasai
diri berkata.
“Oh kau! Semuanya seratus lima puluh ribu” Jawab malas Pelayan
Toko tersebut.
“Mungkinkah kita berjodoh haha.. percayakah kau kita bertemu secara
kebetulan hampir tiga kali dalam seminggu ini,,,, bukankah ini takdir yang
indah” Ucap Yuda yang antusias karena ia mengetahui bahwa Pelayan cantik
tersebut adalah Mawar.
“Tapi Ku harap ini yang terakhir kalinya” Jawab ketus Mawar.
“Eeey.. jangan begitu,,,,kau harusnya merasa beruntung bertemu
denganku. Kenalkan Yuda
Prasutio pemuda yang paling tampan seAsia ini” Ucap Yuda
penuh dengan percaya diri.
“Terserahmu aku tak peduli, semuanya seratus lima puluh ribu”
Balas Mawar semakin merasa jengkel.
“Sebentar,,, Ini, ambil saja kembaliannya” Jawab Yuda menyerahkan
pembayaran atas bunganya. Dengan perasaan yang sedikit kecewa karena respon Mawar.
“Terimakasih” Ucap singkat Mawar.
Mau tak mau Yuda yang telah selesai membayar dan membawa rangkaian
bunga mawar ditangannya keluar dari toko bunga tersebut. Yuda yang merasa aneh
pada perasaanya
“mungkinkah aku merasa seperti ini karena tak bisa berlama-lama
memandang wajah Mawar?” Tanya Yuda pada dirinya sendiri didalam hati.
Tapi setelah beberapa saat Yuda merutuki dirinya sendiri bahwa
ia sedikit tergoda oleh Mawar. Yuda yang bertekat setia pada satu wanita yang
ada di hatinya, akhirnya memutuskan untuk pergi melanjutkan perjalanan menuju tempat
tujuannya tadi.
Setelah melewati perjalanan singkat dengan sebuah taxi Yuda
pun sampai di tempat tujuannya yaitu rumah Sovie Sonata sang pujaan hati.
Wanita paling popular disekolahnya, wanita yang sudah ditaksir Yuda selama dua
bulan ini. Dengan perasan was-was dan diselingi perasaan gembira Yuda pun
berjalan semakin mendekati pintu rumah sang pujaan hati.
Yuda yang sudah mempersiapkan diri, kini telah memutuskan akan
mengetuk pintu. Akan tetapi Yuda menghentikan tangannya, karena Yuda mendengar
suara ramai dari arah belakang taman rumah Sovie. Yuda yang penasaran akhirnya
memutuskan untuk mendatangi datangnya asal suara tersebut.
Ketika sampai disana, Yuda dikagetkan dengan keberadaan beberapa
teman-teman sekolahnya yang mengelilingi Sovie dan Dirga sahabat baiknya. Disana
yuda melihat Ada yang aneh dengan pemandangan didepannya.
“Sovie mau kah kau menjadi pacarku” Tanya Dirga lantang sambil
bersujud sambil mengulurkan tangannya yang membawa setangkai mawar merah.
“Terima-terima” Riuh suara teman-teman yang lain disekeliling
mereka.
“Ooooh romantisnya” Kata salah satu wanita yang dketahui
temannya Sovie.
“Ya… aku mau” Jawab Sovie sambil tertunduk malu setelah
beberapa saat ia terdiam.
“Yeeay selamat” Jawab semua orang yang berada disana.
“Terimakasih, aku menyayangimu” Ucap Dirga sambil memeluk
Sovie.
“Selamat untuk kalian” Yuda yang telah mengguasai dirinya berucap
sambil berjalan mendekati mereka.
“Yud…” Sovie panik melepaskan pelukan Dirga.
“Kau datang Yud” Tanya Dirga dengan senyum kemenangan walaupun
sedikit kecewa dengan tingkah Sovie barusan.
“Ya… selamat untuk kalian” Ucap Yuda memendam rasa yang akan
meledak dalam hatinya.
“Emmm” Sovie yang tak lagi berani melihat wajah Yuda.
“Terimakasih, kau sobatku yang paling bisa diandalkan. Kalau
bukan karenamu, aku tak akan bertemu Sovie yang cantik ini” Ucap Dirga dengan
senyum yang menyeringai.
“Dan juga kalau bukan karena usulanmu sobat, semua ini tidak
akan sesempurna ini” Jelas Dirga padahal sebetulnya semua yang terjadi hari ini
seharusnya menjadi pengakuan Yuda karena yang terjadi barusan adalah rencana
yang mereka berdua susun untuk Yuda.
“Mmmm” Yuda yang syok dengan penjelasan Dirga.
“Kau memang yang terbaik sobat. Lihatlah! Yuda bahkan membawa hadiah
untuk kami?” Ucap lantang Dirga memberitahukan kepada semua orang yang berada disana.
“Ya selamat, maaf aku tak bisa lama-lama Bundaku sendirian
dirumah” Yuda pun yang tak tahu harus bagaimana, ia pun mengucapkannya sambil
memberikan rangkaian bunga kepada Sovie dan juga ingin segera pergi meninggalkan
wajah memuakkan Dirga yang sudah berani menghianatinya.
“Kau yakin, tak ingin merayakan bersama kami?” Ucap Dirga ucapnya
basa-basi.
“Maaf aku cuman ijin sebentar, Aku pamit” Yuda pun langsung
pergi meninggalkan cinta pertama dan mantan sahabatnya kalo bisa untuk
selamanya, Yuda benar-benar merasa kecewa.
Setelah meningalkan Rumah Sovie, Yuda tak langsung pulang ia memutuskan
untuk mampir ke sebuah Danau untuk menenangkan dirinya terlebih. Ia benar-benar
tak ingin membuat Bundanya merasa cemas karena dirinya. Wajah Yuda benar-benar
Nampak sangat menyedihkan. Yuda kini jadi merasa bersalah pada Bunda karena tadi
pagi telah berbohong.
Yuda berdiam diri cukup lama di Danau itu, ia merenungkan semua yang telah dialaminya hari ini. Mungkinkah ini karena Bunda tak merestuinya dengan Sovie?. Seorang Bunda mungkin sudah mempunyai insting kuat mereka akan berakhir menjadi seperti ini. Yuda tiba-tiba menjadi rindu Bunda dan ia berjanji Mulai saat ini ia akan menuruti semua yang dikatakan Bundanya.
Welcome, feel free for comment yaaa
ReplyDeleteMasih banyak penempatan huruf yang keliru dan besar kecilnya masih salah 😁
ReplyDeleteTapi udah berani nulis novelet begini keren lho. Semoga temannya bisa melahirkan buku tunggal ya, Mbak 😊
waa terima kasih mbaaak hihihi
DeleteAku juga lagi belajar buat nulis nih, masih banyak PR nya. Pengen suatu saat ngeluarin buku hihi. Setelah baca ini jadi bikin semangat, emang kita harus terus latian buat nulis. Btw aku harus baca eps 1-4 nya niiih
ReplyDeleteseru pisaan ini ceritanya.. Yuda sama Sovie gimanaaa yaaa lanjutannya. Semangat terus menulis novelnyaaa
ReplyDeleteSaranku terus menulis. Pelajari cara membuat kalimat efektif dan EYD-nya. Kebetulan basicku juga cerpen. Dulu aku sukaa masuk grup menulis di fb dan banyak belajar dari teman-teman di sana.
ReplyDeletewah semoga kreativitas temannya tetap oke ya mbak biar bisa melahirkan karya novel cetak dan best seller
ReplyDeleteKak Demiii suruh join di fb aja banyak grup kepenulisan.
ReplyDeleteAku sekarang udah jarang sih, tapi bisa deh kayaknya ke IIDN ibu ibu doyan nulis interaktif di sana ada sabtu PUEBI kita bisa belajar dengan baik kosa kata dan kalimat
Wah teh demia uda mulai nulis novel ya, semangat teh novelnya bagus ceritanya menarik.
ReplyDeleteSukses buat temennya ya. Kalo bole tau apa temennya nulis di situs webnovel kayak wattpad gitu? Mungkin bisa juga berkarya di sana.
ReplyDeleteMenarik teh Demi, lihat dari penokohan yg suka menanam tanaman, aku jg lagi suka piara tanaman indoor terutama hehe
ReplyDeletewah ka Deem keren juga kalau bikin novel begini, jadiin buku aja mba, bagus kayaknya. semangat terus menulis novelnya ka Deem kayaknya memang berbakat, aku sambil bacanya sambil berimaginasi setiap katanya
ReplyDeleteWaaahh, semangat untuk terus lanjutin noveletnya yaa.. ngikut nyimak mba, manatahu ada info webinar tentang kepenulisan..
ReplyDeleteDemiaaa, semoga konsisten ya nulis novelnya! aku jd pengen baca yg sebelumnya.
ReplyDeleteAnwy iya sih, banyak bgt tanda baca yg harus diperbaiki. Semangat yaaa beb
Menarik juga nih kolaborasi sama temen..dengan posting sinopsis novel di blog. Semoga tulisan karya temen Demia terus berkembang n semakin banyak yang baca
ReplyDeleteMinggu lalu saya baca tali lupa lagi plotnya, mungkin harus langsung semua episode
ReplyDeleteKalo boleh ngasih masukan, EYD nya say, seperti harusnya pikir bukan fikir
Waaah cakep nih ceritanya..semangat menulis kak Demii...nanti pasti makin mulus...
ReplyDeletebagian EBI keknya perlu dirapiin mbak. aku sih seringnya nyaranin org utk
ReplyDeletebuka kbbi daring sama puebi sembari nulis.
trus baca novel terbitan penerbit mayor biar terbiasa liat di mana penempatan
tanda baca. walaupun kadang penerbit jg punya gaya selingkung sendiri, tapi
seenggaknya gak bakal jauh2 dr kbbi dan puebi tadi
Wah udah episode kelima aja nih kak. Makin seru ceritanya. Semangat buat temrn kakak yaa. Aku salut lho sama penulis novel yang konsisten
ReplyDeleteCeritanya mengalir :) mungkin memang tanda baca juga dikit dikit sambil diperbaiki. Meski memang menulis ya menulis ajaaa.. jangan terpaku sama tanda baca.
ReplyDeleteContoh:
"Mungkin biar ga lupa sama pelajaran, Bun," ucap Yuda ngawur.
Komanya belum ada :) sepele sih hehe.. tapi lebih cucokkk kalau diterapin juga.
Sama setelah tanda petik tutup, kalau penghubung: uca, ujar, kata dll itu ga perlu huruf besar.
wah udah part 5 aja, brb ke part 1 dulu buat baca mbak :D
ReplyDelete