Ngopi Cantik #5 - How to Write a Good Beauty Article

Good morning wilujeung enjing GORGEOUS!!!



So beberapa hari lalu aku kembali ikutan Ngopi Cantik bareng Beautiesquad [BS] yang berkolaborasi dengan Beauty Journal [BJ]. Kali ini topik yang di usung adalah How to Write a Good Beauty Article yang materi nya akan di isi oleh Ka Grisselda sebagai lead Editor di BJ.




Ngopcan kali ini di pandu oleh Ka Ai yang pertama-tama menyampaikan rules yang harus di taati oleh para peserta ngopcan #5. Apa aja sih rules nya?? Yuk kita simak.



R U L E S
💛Tidak boleh menyela ketika penanggung jawab [PJ] Ngopi Cantik membuka sesi pembahasan. Saat pembahas masuk dan menjelaskan, member juga dilarang untuk menyela sampai PJ memberikan sesi tanya jawab.
💛Sesi tanya jawab dibagi menjadi 2 sesi, setiap sesinya ada 3 pertanyaan. Cara menentukan penanya akan dijelaskan di group nanti.
💛  Diakhir diskusi akan ada notulensi dari Admin.

Selanjutnya sambutan dari Ka Virly selaku Founder BS dan sambutan dari Ka Vina selaku Chief BS.

Ini dia yang di tunggu-tunggu, materi dari Ka Grisselda dengan topik How to Write a Good Beauty ArticleKeep on reading girls.


M A T E R I

Sesuai topik Ngopi Cantik kali ini, aku expect yang di sini sudah punya blog semua atau sudah biasa nulis beauty article ya. Sebelum proses penulisan, tentu kita perlu mencari ide terlebih dulu. Kadang nih, yang cukup sering terjadi adalah 'mentok ide'.

Di Beauty Journal sendiri, kami tiap hari publish artikel 10/hari. Jadi kalau mencari ide memang perlu ngulik dan aware dengan hal-hal di sekitar dan di luar circle kita.

Yang paling utama saat mencari ide artikel adalah, cari dulu apa yang lagi trending. What's trending on social media? Bisa lihat di Instagram, Youtube, dan kalo masih main twitter, bisa juga lihat di sana.

This is one of great sources, karena sekarang semua orang pasti pakai social media.

Next source to find ideas is from people around us.

Temen-temen di kantor lagi pada ngomongin apa sih?? atau temen-temen di sekolah/kampus, temen arisan/rumpi [bukan temen julid ya]  atau saudara lagi asik bahas apa? ini juga bisa jadi sumber ide kita untuk buat artikel.

Misalnya, dikantor Beauty Journal obrolan pas makan siang lagi pada saling tanya ni anak-anaknya, lipstick lokal favoritnya apa. Ya kami tim editorial jadi ngeh, 'ohh, kita bikin aja beberapa artikel seputar lipstick lokal. Belum pernah dibuat nih di BJ.

Sumber lain yang bisa dipakai juga adalah Google Trends. Nanti pada cobain yah buka https://trends.google.com/

Walau nggak spesifik banget datanya [karena ini free], at least kita ada gambaran apa sih yang banyak nongol di sana.

contoh ya : Aku search 'lipstick', lokasi udah di set di Indonesia, dan waktu nya e bulan terakhir



Hasilnya kaya gini, ada related topics, dan ada related queries. Kadang memang hasil yang muncul agak 'apaan sih nih', tapi ada juga insight yang bisa kita ambil. Aku jadi tau malah ada brand Ozera. Lalu jadi kelihatan juga kalau lipstick Pixy dan lipstick Ivan Gunawan banyak juga yang nyari.

Hal-hal seperti ini bisa jadi peluag kita sebenernya untuk buat artikelnya. Untuk ide-ide artikel, supaya rapi sebaiknya kita punya file khusus buat menyimpan semuanya. Tiap orang bisa punya metode cara menyimpan ide yang beda-beda, sesuaikan saja dengan selera ya.

Bisa sesimpel kita tulis di notebook/planner, bisa juga kita buat di microsoft exel/google spreadsheet, atau bikin dokumen sendiri di microsoft word/pages/google docs untuk list down all the ideas. Yang pasti tiap kepikir ide, langsung tulis/ketik/catat supaya nggak lupa.

Nah, sumber ide kalo sudah aman, kita mulai ke artikelnya. Beauty Article sendiri tipenya macam-macam ya, jadi sebelum kita nulis, harus tahu dan ditentukan dulu mau seperti apa. 

Umumnya beauty article punya tipe seperti ini :
Product rekomendasi
Review
Tips 
Tutorial
Interview

Treatment untuk masing-masing tipe itu pun beda-beda. Dan sebagai penulis, usahakan untuk cover important aspects dari tiap-tiap tipe article yang kita buat.

Kalau review, sudah pasti perlu ada beberapa poin yang dibahas seperti kemasan, klaim, ingredient, cara pakai, pendapat, harga produk dan bisa di beli dimana. 

Misal kita nyorotin soal kemasan, keliatan simple ya, tapi mungkin ada informasi yang orang lain gak bisa tahu kalau belum pernah pegang atau pakai produknya. Sesimpel kita beli setting spray, eh tapi pas di pencet, spray nya nyebarnya nggak rata atau malah terlalu kencang. Hal-hal seperti ini yang perlu disampaikan juga ke pembaca supaya mereka lebih aware juga.

Untuk rekomendasi, kita juga perlu jelaskan secara singkat apa yang bagus dari produk-produk tersebut. Misal kita mau buat artikel 5 rekomendasi liquid foundation merk lokal. Nah di isinya, kita perlu kasih tahu beberapa informasi untuk tiap produk. Apa yang buat produk itu beda dari yang lain? apakah harganya, ingredient-nya, pilihan warnanya yang banyak, sebisa mungkin dikasih tahu alasanya. 

Kalau tips, usahakan mulai dari tips yang practical dan bisa membantu pembaca. Kalau tips-nya sulit dan merepotkan untuk dilakukan/dibuat [misal harus pakai bahan xxx di pasar xxx] ya gimana ya, gak semua orang tinggal di kota yang sama atau mau niat ngubek pasar. Semakin ga practicalaudience yang bisa kita engange makin dikit. 

Nah, interview juga penting. Siapa tahu disini ada yang datang ke event-event product launch tertentu, bisa sekalian interview brand manager atau orang-orang di balik event itu untuk artikel. Sebelum interview, kita harus tentukan tema besarnya, amu menyoroti dari angle mana, lalu kembangkan pertanyaan-pertanyaan untuk tema tersebut. Usahakan untuk tidak menanyakan pertanyaan yang terlalu umum, atau kalau memang perlu nanya pertanyaan umum buat mencairkan suasana dulu, ya jangan kebanyakan/keterusan ya.

Artikel tutorial dan semua tipe artikel perlu dikasih foto/image pendukung yang bagus. Orang suka lihat foto. Foto/image yang kita taruh di dalam artikel juga bisa bantu readers supaya nggak bosan. Kalau 1 artikel 700 kata isinya tulisan semua, potensi orang  untuk close tab atau bosan semakin tinggi. 

Aku sambil share di BJ ya. Disini juga ada beberapa penulis yang pernah kirim tulisan ke BJ pasti udah tahu, semakin jelas struktur artikel, semakin mudah juga saat ditulis.

Versi singkat mungkin bisa dari point-point nya. Conto aku buat artikel tentang kesalahan pakai foundation. Kalau cuma nulis ide 'kesalahan pakai foundation' saja, pas waktu nulis bisa buang-buang waktu isinya mau dibikin kaya gimana. Lain cerita kalau saat nulis ide, sudah ditulis juga point-point pembahasan di dalamnya mau seperti apa.

Misal : Kesalahan seputar aplikasi foundation
-Belum melakukan skin prep dengan baik
-Pakai foundation saat primer masih basah
-Menggunakan aplikator yang kotor

Semakin jelas apa saja yang mau dibahas, semakin enak kita nulisnya. Kalau bisa, saat taruh ide, sudah ada juga kerangka besar artikel untuk memudahkan diri kita sendiri.

Aku pernah baca tulisan dari CMO agency luar, dan setuju banget sama kata-kata dia. Artikel yang bagus bisa buat pembaca :
-Belajar sesuatu
-Melakukan sesuatu
-Merasakan Sesuatu

Artikel yang bagus akan mendorong pembacanya untuk ikut coba merasakan suara dari penulis [bisa bagus/buruknya produk, atau merasa relevan dengan pengalaman/ceritanya].

Naaah, itu dia seluruh materi yang diberikan oleh Ka Grisselda, untuk selanjutnya, Ka Ai mempersilahkan 3 peserta untuk mengajukan pertanyaan.


A R I A N I    R O S I D I

Kak Gris, kalo boleh tau, apa kesulitan terbesar buat temen-temen BJ khususnya ka Gros dalam meng-create sebuah artikel? dan bagaimana solusinya?

Kak Gris tadi sempat bilang 'struktur artikel'. Aku belum paham Kak. Struktur atikel itu sebenernya apa kak Gris? dan seperti apa sih kak struktur artikel yang benar. 

Jawaban Ka Grisselda adalah :


K A  G R I S S E L D A


Kami lebih menganggap kesulitan sebagai challenge ya biar optimis semuanya bisa di lalui. Challenge di BJ gak jauh-jauh seputar mengolah 1 topik untuk jadi beberapa angle yang berbeda dan fresh. Karena kami online media yang setiap hari harus menaikkan artikel-artikel dan topik di kolom 'beauty' kan seperti yang kita tahu itu-itu saja ya, gimana caranya supaya bisa selalu ada artikel yang fresh itulah yang jadi challenge kami setiap harinya.

Solusinya lebih ke melatih tim editorial untuk punya skill mengolah topik yang lebih kreatif. Misalkan dari 1 topik 'lipstick lokal', sebenarnya banyak angle yang bisa kita bahas. Contoh :
💛 Rekomendasi lipstick lokal bernuansa nude yang tidak buat wajah terlihat pucat.
💛 Lima brand lipstick lokal yang perlu anda ketahui.
💛 Lipstick lokal yang harganya di bawah Rp.100.000 namun punya kualitas memuaskan.

Nah, cara pikir dan melatih untuk lihat angle dari berbagai macam sisi ini yang aku coba ajarkan dan terapkan di tim BJ.


Struktur artikel maksudnya kerangka artikel. Pembuatanya kira-kira meliputi 3 aspek ini:
💛 Intro : be creative, bisa menyoroti fear/desire, atau masalah.
💛 Isi artikel : point-point penjabaran, usahakan sistematis.
💛Closure : Kesimpulan, pertanyaan balik untuk engagement atau mengundang audience untuk komen [call to action]
Be objective dan sebisa mungkin hindari statement terlalu judgemental.

Di bagian isi artikel, kita bisa break down per penjabaran dalam satu subtitle supaya pembaca lebih enak bacanya.

Selanjutnya ada pertanyaan dari Ka Jennifer Tan :


J E N N I F E R   T A N 

Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan :

💛Sehalus apa kita harus mengungkapkan review negatif / ketidakcocokan dengan produk tertentu? soalnya kan kadang juga tergantung jenis kulit, juga berpengaruh ke image penulis di mata brand.
💛 Kan tadi disaranin ngeliat trend yang sering diperbincangkan, tapi kalo nulis yang lain dari yang lain apakah ga bagus?? karena kalo banyak ditulis orang kesempatan dibaca makin dikit.
💛 Kalo ngeliat ide dari orang kan kadang kebawa sama tulisan kita. Berapa komposisi maksimal kemiripan dengan tulisan lain?.

Jawaban Ka Grisselda :


K A  G R I S S E L D A


Tentu ada aja ya produk yang nggak cocok saat di pakai. Saat menuliskan produk-produk yang seperti ini, usahakan supaya tidak menghina produk/brand-nya. Mengungkapkan pendapat atau pengalaman kita tentu harus ya, karena namanya juga review. Cara mengemasnya yang perlu diperhatikan, usahakan ditulis dengan cara yang sopan walau produk itu tidak semutakhir yang kita harapkan. Bisa juga dicantumkan, kalau produk xxx mungkin  isa lebih cocok untuk pemilik kulit xxx karena ada kandungan xxx yang di kenal lebih cocok untuk kulit xxx.

Perlu hati-hati jika memang kita ada kerjasama dengan brand yang sifatnya berbayar. Semua harus dikomunikasikan di depan terutama jika memang belum pernah coba dan ada resiko kurang cocok sama kulit. Pada dasarnya brand suka review yang informatif. Dan andai ya, misal kita punya kulit berminyak dan diminta review skin care untuk kulit kering jadi ga cocok ya. Penting banget diinfokan di awal dan jujur ke brand-nya supaya endingnya ga kusut di kita. On the flip side, kalau review kita misalkan di kemukakan dengan cara yang baik dan sopan, bisa jadi insight atau bahan pengembangan produk dari brand itu supaya lebih baik lagi.

Beberapa brand bahkan suka dan welcome banget dengan review dan sudut pandang yang kritis. Balik lagi ke cara mengemasnya ya. Harus baik, sopan, dan malah sertakan beberapa input. Misal, mungkin kalo kemasanya berbentuk pump bisa lebih hemat dan higienis. Atau mungkin kalau warna foundation-nya dibuat lebih kuning sedikit lagi, akan lebih masuk untuk banyak wanita Indonesia yang punya warm undertone.

Nah, kalau seputar nulis dari yang lain/diluar trend, tentu tidak apa-apa, kalo memang ada topik yang sudah ingin sekali di tulis, go for it. Saran untuk trend yang lagi hype/ramai diperbincangkan lebih ada hubunganya dengan SEO. Kalau topik itu banyak dicari, chance untuk nyangkut dan muncul di Google Search makin besar dan kita ketambahan organic traffic.

Untuk mengumpulkan bahan, kita perlu cari source dari minimal 2-3 sumber yang beda. Tiap orang punya gaya tulisanya sendiri-sendiri dan cara memaparkan yang berbeda. Informasi yang sudah kita cek kebenaranya dari sumber-sumber itulah yang perlu kita jelaskan dengan gaya menulis kita sendiri.


Selanjutnya ada pertanyaan dari Ka Sariwidiarti :


K A  S A R I W I D I A R T I


Kak, bisa dijelaskan tulisan yang seperti apa sih yang bisa tembus ke BJ, ketentuannya seperti apa? Apa ada reward setiap tulisan yang tembus ke BJ? pengen lebih kenal dengan BJ.

Jawaban Ka Grisselda :


K A  G R I S S E L D A


Sekarang mengirim tulisan untuk BJ bisa melalui register di SOCO, lalu pilih menu Write Article di sana.

Kriteria penulisan yang kami lihat adalah tulisan yang rapi [mini bahasa gaol/manjaaah], informatif [minimal banget 300 kata], relevan untuk pembaca BJ [yang mostly usianya 18-35], dan juga lengkap dengan gambar/foto pendukung.

Sekarang kami lagi develop sistem point untuk reward di SOCO. Namun selain itu, artikel yang tayang di BJ bisa dapet exposure lebih ke pembaca kami. Yang terseleksi pun akan di post di social media BJ sehingga bisa dibaca lebih banyak orang.

Sesi pertama tanya jawab sudah selesai, kali ini kita lanjut ke sesi tanya jawab yang kedua. Yang akan dibuka oleh pertanyaan dari Ka Kartika.


K A  K A R T I K A


Ka aku mau tanya soal teknik penulisan artikel, kan kita nulis artikel di blog pribadi. Nah, untuk teknik penulisannya itu apakah gaya bahasanya harus sesuai dengan KBBI atau bisa di campur dengan bahasa sehari-hari dan menurut pengalaman kakak sebagai penulis di BJ, biasanya pembaca lebih suka gaya bahasa yang kayak apa sih Ka?



Dan berikut jawaban dari Ka Grisselda :


K A  G R I S S E L D A 


Kalau untuk blog pribadi, bebas, karena sifatnya memang lebih personal. Kalau untuk BJ, karena media, semua penulis di tim editorial pakai kata-kata baku sesuai KBBI. KBBI sudah seperti best friend untuk ngecek kata bakunya apa. hahahaha. Baku, tapi ga kaku yang njlemit kaya nulis jurnal ilmiah lah kalau di BJ. Penulisan beberapa kata nggak baku juga masih kami pakai kok, tapi tidak mendominasi. Seperti saat nulis eyeliner ada yang bilang beleberan, ya itu ga apa apa karena sudah sangat common di Indonesia, tinggal di italic aja untuk menyiratkan itu beda dari yang lain/gak baku.

Tipe artikel yang singkat [minimal 300 kata] di BJ biasanya untuk artikel yang sifatnya beauty news. Kalau untuk artikel-artikel tutorial, tips, biasanya 500-700 kata. Untuk review dan interview lebih panjang lagi, bisa 800-1200 kata.

Tapi masing-masing tergantung bahan dan pembahasanya juga ya, kalau memang ada yang dirasa perlu dijeaskan lebih, tentu jadi lebih panjang.

Pertanyaan selanjutnya ada dari Ka Riana :


K A  R I A N A 


Hallo ka, aku ada beberapa pertanyaan :
💛 Sekarang kan aku lebih suka review produk kecantikan, tapi kadang kebentur sama uang yang harus aku keluarkan untuk beli makeup or skincare yang aku beli, Ka Gris punya saran gak kira-kira gimana caranya kita bisa nulis tentang review produk kecantikan yang istilahnya hemat di kantong gitu Ka?
💛 Kadang karena uang yang harus dikeluarkan ini, aku jadi bisa cuma review tentang produk yang aku punya, which is udah banyak banget yang review sebelum aku tulis, kalo aku tulis lagi tentang produk yang di ulas banyak banget sama orang, ini itunganya ketinggalan jaman gak Ka? Dan ngaruh gak sama audience kita?

Berikut jawaban dari Ka Grisselda :


K A  G R I S S E L D A


Untuk pertanyaan nomor 1 lebih ke financial tips kali ya? hehehe. Saranku start dari yang beneran masuk untuk budget kita aja. Jangan sampe bela-belain potong budget krusial buat beli barang ya. Apalagi sekarang banyak brand lokal atau produk yang harganya lebih affordable tapi offer kualitas yang ga kalah sama high-end brand. Malah kadang ini bisa jadi ciri khas, bisa jadi blog kamu memang dikenal buat spesialisasi review untuk barang drugstore. Join community atau datang ke event-event juga bisa jadi salah satu opsi. Biasanya di goodie bag ada beberapa produk, nah itu bisa di review juga.

Untuk review mulai dari produk yang dipunya tentu ga apa-apa. Karena supaya bisa kasih review yang lebih in depth, sebagai penulis perlu beneran coba dan pakai produknya. Lets start with what we have. Fokusin lebih ke mengemas review dan deliver informasinya biar lebih menarik gimana ke pembaca. Saat blog sudah tergrooming dengan baik, traffic makin oke dan segmen & engagement audience juga makin oke, brand bisa lebih aware dengan kehadiran blogmu.


Nah itu dia keseluruhan acara Ngopcan #5 kali ini. Buat kamu-kamu yang tertarik ikutan Ngopcan kaya gini bisa langsung follow IG nya Beautiesquad ya, Mereka lumayan sering ngadain Ngopcan kaya gini, so pastiin kamu pantengin IG nya ya. Oya satu lagi buat yang penasaran dengan Beauty Journal kamu juga bisa langsung berkunjung ke website nya disini journal.sociolla.com. 



Thank You for reading, hope you enjoy it
And see you on my next post 💗

I'm also on :


        

www.kembanggularoom.com 
by Demia Kamil



Please don't leave your ACTIVE link

Feel free to ask for follback girls,there's beauty in numbers 
💋

No comments:

Comment with active link will be automatically removed to make this blog spam-free

Thank You for Comment 💛